Wednesday, June 25, 2025

Kitab Al-Wasiyyah Ash-Shughra (Bag. 4)

 ﷽

Ustadz Yusuf Abu Ubaidah As-Sidawi hafizahullohuta'ala

Masjid Al-Aziz  Jl. Soekarno Hatta No. 662 Bandung

https://www.youtube.com/live/zB6dYVH7NDo?si=7nDdHjo1ACStErnG

PEKERJAAN PALING UTAMA

Adapun pekerjaan terbaik maka tawakkal kepada Allah dan percaya bahwa Allah akan mencukupi serta berbaik sangka kepada-Nya.

Tawakkal : bergantungnya / bersandarnya hati kepada Allah, disertai melakukan sebab.

Dalil hadist :

قال الله تبارك وتعالى:

> "يا عبادي، إني حرّمت الظلم على نفسي، وجعلته بينكم محرّما، فلا تظالموا،
يا عبادي، كلكم ضالٌّ إلا من هديته، فاستهدوني أهدكم،
يا عبادي، كلكم جائعٌ إلا من أطعمته، فاستطعموني أطعمكم،
يا عبادي، كلكم عارٍ إلا من كسوته، فاستكسوني أكسكم،
يا عبادي، إنكم تخطئون بالليل والنهار، وأنا أغفر الذنوب جميعاً، فاستغفروني أغفر لكم،
يا عبادي، إنكم لن تبلغوا ضري فتضروني، ولن تبلغوا نفعي فتنفعوني،
يا عبادي، لو أن أولكم وآخركم، وإنسكم وجنكم، كانوا على أتقى قلب رجلٍ واحد منكم، ما زاد ذلك في ملكي شيئاً،
يا عبادي، لو أن أولكم وآخركم، وإنسكم وجنكم، كانوا على أفجر قلب رجلٍ واحد، ما نقص ذلك من ملكي شيئاً،
يا عبادي، لو أن أولكم وآخركم، وإنسكم وجنكم، قاموا في صعيدٍ واحدٍ فسألوني، فأعطيت كل إنسان مسألته، ما نقص ذلك مما عندي، إلا كما ينقص المخيط إذا أُدخل البحر،
يا عبادي، إنما هي أعمالكم أُحصيها لكم، ثم أُوفيكم إياها،
فمن وجد خيراً فليحمد الله،
ومن وجد غير ذلك فلا يلومنّ إلا نفسه."

— رواه مسلم

Allah Ta‘ala berfirman:

“Wahai hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku jadikan kezaliman itu haram di antara kalian, maka janganlah kalian saling menzalimi.
Wahai hamba-Ku, kalian semua sesat kecuali orang yang Aku beri petunjuk, maka mintalah petunjuk kepada-Ku, niscaya Aku beri petunjuk kepada kalian.
Wahai hamba-Ku, kalian semua lapar kecuali orang yang Aku beri makan, maka mintalah makan kepada-Ku, niscaya Aku beri makan kepada kalian.
Wahai hamba-Ku, kalian semua telanjang kecuali orang yang Aku beri pakaian, maka mintalah pakaian kepada-Ku, niscaya Aku beri pakaian kepada kalian.
Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian berbuat dosa siang dan malam, dan Aku mengampuni semua dosa, maka mintalah ampun kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampuni kalian.
Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian tidak akan mampu membahayakan-Ku sehingga kalian bisa membahayakan-Ku, dan kalian juga tidak akan bisa memberi manfaat kepada-Ku sehingga kalian bisa memberi manfaat kepada-Ku.
Wahai hamba-Ku, seandainya orang pertama dan orang terakhir dari kalian, dari kalangan manusia dan jin, semuanya berada di atas hati orang yang paling bertakwa di antara kalian, maka itu tidak akan menambah sedikit pun dalam kerajaan-Ku.
Wahai hamba-Ku, seandainya orang pertama dan orang terakhir dari kalian, dari kalangan manusia dan jin, semuanya berada di atas hati orang yang paling jahat di antara kalian, maka itu tidak akan mengurangi sedikit pun dari kerajaan-Ku.
Wahai hamba-Ku, seandainya orang pertama dan orang terakhir dari kalian, dari kalangan manusia dan jin, semuanya berdiri di satu tempat lalu meminta kepada-Ku, kemudian Aku beri setiap orang apa yang ia minta, maka itu tidak mengurangi apa yang ada pada-Ku, kecuali seperti jarum yang dicelupkan ke laut.
Wahai hamba-Ku, sesungguhnya itu semua adalah amal perbuatan kalian, Aku catat untuk kalian, kemudian Aku balas kepada kalian dengan sempurna.
Maka siapa yang mendapati kebaikan, hendaklah ia memuji Allah.
Dan siapa yang mendapati selain itu, maka janganlah ia menyalahkan kecuali dirinya sendiri.”

(HR. Muslim, no. 2577)


قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ:

> لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ، لَرُزِقْتُمْ كَمَا يُرْزَقُ الطَّيْرُ، تَغْدُو خِمَاصًا، وَتَرُوحُ بِطَانًا

— رواه الترمذي (2344) وقال: حديث حسن

Seandainya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakkal, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki : ia pergi di pagi hari dalam keadaan lapar, dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang.

(HR. Tirmidzi 2344)

قال رسول الله ﷺ:

إنّ الرزق لَيَطْلُبُ العبدَ كما يطلبه أَجَلُه، ولو أن ابن آدم هرب من رزقه كما يهرب من الموت، لأدركه رزقه كما يدركه الموت.

Sesungguhnya rezeki itu akan mendatangi seorang hamba sebagaimana ajalnya mendatanginya. Dan seandainya anak Adam lari dari rezekinya sebagaimana ia lari dari kematian, niscaya rezekinya akan tetap mendatanginya sebagaimana kematian akan menjemputnya.



لِيَسْأَلْ أَحَدُكُم رَبَّهُ حَاجَتَهُ كُلَّهَا، حَتَّى شِسْعَ نَعْلِهِ إِذَا انْقَطَعَ.

Hendaklah salah seorang di antara kalian meminta kepada Rabb-nya segala hajatnya, bahkan jika tali sandalnya putus sekalipun.
(HR. Tirmidzi)

- Yakin dan optimis bahwa Allah telah menanggung rizki seluruh mahluk.
- Banyak berdoa kepada Allah, termasuk dalam hal meminta rizki, bahkan untuk hal yang terlihat remeh.

(QS. An-Nisa: 32):

> وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بِهِۦ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ لِلرِّجَالِ نَصِيبٌۭ مِّمَّا ٱكْتَسَبُوا۟ ۖ وَلِلنِّسَآءِ نَصِيبٌۭ مِّمَّا ٱكْتَسَبْنَ ۚ وَسْـَٔلُوا۟ ٱللَّهَ مِن فَضْلِهِۦٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمًۭا

Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

(QS. Al-Jumu’ah: 10):

> فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ فَٱنتَشِرُوا۟ فِى ٱلۡأَرۡضِ وَٱبۡتَغُوا۟ مِن فَضۡلِ ٱللَّهِ وَٱذۡكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَثِيرًۭا لَّعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ

Apabila salat telah ditunaikan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung.

- Jadikan pekerjaan sebagai penunjang kita untuk beribadah kepada Allah.
- Berdoa ketika memasuki masjid.


 اللَّهُمَّ افْتَحْ لِي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ

Ya Allah, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu.
(HR. Imam Muslim dalam Shahih Muslim, no. 713)

- Jangan hanya mengandalkan kemampuan kita semata, bergantung pada Allah dalam setiap hal.
- Bila tawakkal pada Allah maka kita akan merasa tenang.

AGAR HARTAMU BERKAH 

Niatkan mencari harta untuk tujuan :
1. Untuk kebutuhan dunia.
2. Untuk menafkahi keluarga

> كَفَى بِالْمَرْءِ إِثْمًا أَنْ يُضَيِّعَ مَنْ يَعُولُ
(HR. Abu Dawud no. 1692, Ahmad no. 6902)
Cukuplah seseorang dikatakan berdosa apabila ia menelantarkan orang yang menjadi tanggungannya.

3. Untuk beramal shaleh.

Hendaknya bersikap qonaah terhadap harta.

 لَوْ كَانَ لِابْنِ آدَمَ وَادِيَانِ مِنْ ذَهَبٍ، لأَحَبَّ أَنْ يَكُونَ لَهُ ثَالِثٌ، وَلَنْ يَمْلَأَ فَاهُ إِلَّا التُّرَابُ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ
(HR. Bukhari no. 6439, Muslim no. 1048)

Seandainya anak Adam memiliki dua lembah emas, pasti dia akan menginginkan yang ketiga. Dan tidak ada yang dapat memenuhi (mengenyangkan) mulutnya selain tanah (yakni kematian). Namun Allah menerima taubat siapa saja yang bertaubat.

Jadikan ambisi kita terhadap dunia sekedarnya, seperti kebutuhan kita terhadap toilet.

 إِنَّ أَطْيَبَ الطَّعَامِ صَارَ إِلَى مَا تَعْلَمُونَ
(HR. Ahmad, no. 6907; al-Mu’jam al-Kabir oleh Ath-Thabrani)

Sesungguhnya selezat-lezat makanan akan berakhir sebagaimana yang kalian ketahui (yakni menjadi kotoran).

مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ فَرَّقَ اللهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ، وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ، وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ، وَمَنْ كَانَتِ الْآخِرَةُ نِيَّتَهُ جَمَعَ اللهُ لَهُ أَمْرَهُ، وَجَعَلَ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ
(HR. Ibnu Majah, no. 4105; dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’, no. 6510)

Barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai tujuan utamanya, maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran di depan matanya, dan dunia tidak akan datang kepadanya kecuali sekadar yang telah ditetapkan. Namun barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai niat utamanya, maka Allah akan menyatukan urusannya, menjadikan kekayaan dalam hatinya, dan dunia akan datang kepadanya dalam keadaan hina.

Kenikmatan akhirat lebih baik dari kenikmatan dunia, maka orang cerdas adalah yang tidak tertipu dengan gemerlap dunia.


لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِندَ اللَّهِ جَنَاحَ بَعُوضَةٍ، مَا سَقَى كَافِرًا مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ
(HR. Tirmidzi no. 2320, Ibnu Majah no. 4110)

Seandainya dunia itu sebanding dengan sayap nyamuk di sisi Allah, maka Allah tidak akan memberi minum kepada orang kafir walaupun seteguk air darinya.

وَاللَّهِ مَا الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ فِي الْيَمِّ، فَلْيَنْظُرْ بِمَ يَرْجِعُ؟
(HR. Muslim no. 2858)

Demi Allah, tidaklah dunia dibandingkan dengan akhirat kecuali seperti salah seorang dari kalian mencelupkan jarinya ke laut, maka lihatlah apa yang tersisa pada jarinya ketika ia mengangkatnya.

MENENTUKAN PROFESI TERTENTU

Adapun menentukan profesi tertentu baik produksi, berdagang, bangunan, atau bertani dan lain sebagainya maka hal ini berbeda-beda sesuai perbedaan manusia. Saya tidak mendapati patokan umum tentang hal itu, tetapi bila seorang bingung 
menentukan profesi tertentu maka hendaknya dia istikharah kepada Allah dengan do’a istikharah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad, karena di dalamnya terdapat keberkahan yang tak terbatas. Kemudian pekerjaan yang mudah baginya hendaknya dia tidak berpaling kepada pekerjaan lainnya kecuali jika pekerjaan tersebut terlarang oleh syariat.

Kita akan ditanya dari dua sisi terkait harta :
1. Darimana kita mendapatkan harta ?
2. Bagaimana kita membelanjakan harta ?

ما أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ، وَإِنَّ نَبِيَّ اللَّهِ دَاوُدَ كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ
(HR. Bukhari no. 2072)

Tidaklah seseorang memakan makanan yang lebih baik daripada dari hasil usahanya sendiri. Dan sesungguhnya Nabi Allah Dawud 'alaihis salam makan dari hasil kerja tangannya sendiri.

Barakallahu fiikum
Wa jazakumullahu khair.

No comments:

Bangun Keluarga dari Nol

 ﷽ 📌 Bangun Keluarga dari Nol 👤 Ustadz Mufy Hanif Thalib, Lc — hafizhahullah “Keluarga kokoh tak lahir dari kebetulan… mari kita bangun da...