﷽
📗 Kitab Mukhtashar Aqidah Islamiyyah minal Kitāb was-Sunnah ash-Ṣaḥīḥah
TAWASSUL & SYAF‘AH
Meniti jalan yang lurus dalam memahami perantara ibadah dan pertolongan akhirat, sesuai tuntunan Rasul ﷺ.
Ustadz Abdullah Amir Maretan حفظه الله
🏠 Masjid Al-Aziz
📍 Jl. Soekarno Hatta No. 662, Bandung
https://www.youtube.com/live/zL_H0af0JlA?si=M5ab2pbxJJS7zn5Z
Apa saja macam ibadah / perkara yang disebut dengan tawassul :
1. Tawassul disyariatkan, adalah tawassul dengan :
a) Nama-nama dan sifat Allah.
Surat Al Araf 180 :
وَلِلَّهِ ٱلْأَسْمَآءُ ٱلْحُسْنَىٰ فَٱدْعُوهُ بِهَا ۖ وَذَرُوا۟ ٱلَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِىٓ أَسْمَآئِهِۦ ۚ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ
Dan Allah memiliki nama-nama yang terbaik (Asma’ul Husna), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.
Menjadikan nama-nama Allah menjadi sebab doa diijabah. Sekaligus menjadi dalil bertawassul dengan sifat Allah karena setiap nama Allah memiliki sifat.
Surat Al Maidah 35 :
يَا أَيُّهَا ٱلَّذِينَ آمَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَٱبْتَغُوٓا۟ إِلَيْهِ ٱلْوَسِيلَةَ وَجَٰهِدُوا۟ فِى سَبِيلِهِۦ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah di jalan-Nya, agar kamu beruntung.
Mendekatkan diri pada Allah dengan mentaati Allah, kemudian beramal dengan amal yang diridhoi Allah.
Penggalan ayat ini dinukil oleh Imam Qatadah (Kibarut Tabiin) murid dari sahabat Abdullah Ibnu Abbas.
اللَّهُمَّ إِنِّي عَبْدُكَ، وَابْنُ عَبْدِكَ، وَابْنُ أَمَتِكَ، نَاصِيَتِي بِيَدِكَ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ،
أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ، سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ،
أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيعَ قَلْبِي، وَنُورَ صَدْرِي، وَجَلَاءَ حُزْنِي، وَذَهَابَ هَمِّي
Ya Allah, aku adalah hamba-Mu, anak dari hamba laki-laki-Mu, anak dari hamba perempuan-Mu. Ubun-ubunku berada di tangan-Mu, keputusan-Mu berlaku padaku, takdir-Mu adil terhadapku.
Aku memohon kepada-Mu dengan setiap nama yang menjadi milik-Mu, yang Engkau namakan diri-Mu dengannya, atau yang Engkau turunkan dalam kitab-Mu, atau yang Engkau ajarkan kepada salah seorang dari makhluk-Mu, atau yang Engkau simpan dalam ilmu ghaib di sisi-Mu :
Jadikanlah Al-Qur’an sebagai penyejuk hatiku, cahaya dadaku, penghilang kesedihanku, dan pengusir kegelisahanku.
Doa tersebut diatas menjadi dalil bahwa nama Allah tidak terbatas pada 99 dan ada nama Allah yang tersembunyi.
b) Amal shaleh.
عَنْ رَبِيعَةَ بْنِ كَعْبٍ الأَسْلَمِيِّ، قَالَ:
كُنْتُ أَبِيتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ، فَأَتَيْتُهُ بِوَضُوئِهِ وَحَاجَتِهِ، فَقَالَ لِي: سَلْ.
فَقُلْتُ: أَسْأَلُكَ مُرَافَقَتَكَ فِي الْجَنَّةِ
فَقَالَ: أَوَ غَيْرَ ذَلِكَ؟
قُلْتُ: هُوَ ذَاكَ.
قَالَ: فَأَعِنِّي عَلَى نَفْسِكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ.
— رواه مسلم (رقم: 489)
Dari Rabi'ah bin Ka'ab al-Aslami, ia berkata:
"Aku pernah bermalam bersama Rasulullah ﷺ, lalu aku membawakan air wudhu dan keperluannya. Maka beliau bersabda: ‘Mintalah (apa yang kamu inginkan).'
Aku menjawab: 'Aku ingin menemanimu di surga.'
Beliau bersabda: ‘Apakah tidak ada permintaan lain?’
Aku berkata: ‘Itu saja.’
Beliau bersabda: ‘Kalau begitu, bantulah aku untuk mewujudkan keinginanmu itu dengan memperbanyak sujud.’”
Dari hadist diatas amal Sholeh dapat dipergunakan sebagai jalan tawassul yaitu dengan sholat, dan sholat adalah amal shaleh yang paling afdhal.
Demikian juga bertawassul dengan amal Sholeh yang dilakukan dalam bentuk lain, sebagaimana hadist berikut :
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ:
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ:
"انْطَلَقَ ثَلَاثَةُ نَفَرٍ مِمَّنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، حَتَّى أَوَاهُمُ الْمَبِيتُ إِلَى غَارٍ، فَدَخَلُوهُ، فَانْحَطَّتْ صَخْرَةٌ مِنَ الْجَبَلِ، فَسَدَّتْ عَلَيْهِمُ الْغَارَ، فَقَالُوا: إِنَّهُ لَا يُنْجِيكُمْ مِنْ هَذِهِ الصَّخْرَةِ إِلَّا أَنْ تَدْعُوا اللَّهَ بِصَالِحِ أَعْمَالِكُمْ."
فَقَالَ رَجُلٌ مِنْهُمْ: اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي كَانَ لِي أَبَوَانِ شَيْخَانِ كَبِيرَانِ، وَكُنْتُ لَا أَغْبِقُ قَبْلَهُمَا أَهْلًا وَلَا مَالًا، فَنَأَى بِي فِي طَلَبِ شَيْءٍ يَوْمًا، فَلَمْ أَرِحْ عَلَيْهِمَا حَتَّى نَامَا، فَحَلَبْتُ لَهُمَا غَبُوقَهُمَا، فَوَجَدْتُهُمَا نَائِمَيْنِ، فَكَرِهْتُ أَنْ أُوقِظَهُمَا، وَأَنْ أَغْبِقَ قَبْلَهُمَا أَهْلًا أَوْ مَالًا، فَلَبِثْتُ وَالْقَدَحُ عَلَى يَدِي، أَنْتَظِرُ اسْتِيقَاظَهُمَا حَتَّى بَرَدَ الْفَجْرُ، فَاسْتَيْقَظَا، فَشَرِبَا غَبُوقَهُمَا.
اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي فَعَلْتُ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ، فَفَرِّجْ لَنَا مِنْ هَذِهِ الصَّخْرَةِ، فَانْفَرَجَتْ شَيْئًا لَا يَسْتَطِيعُونَ الْخُرُوجَ.
وَقَالَ الْآخَرُ: اللَّهُمَّ إِنَّهُ كَانَتْ لِي ابْنَةُ عَمٍّ، كَانَتْ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَيَّ، فَرَاوَدْتُهَا عَنْ نَفْسِهَا، فَأَبَتْ إِلَّا أَنْ آتِيَهَا بِمِائَةِ دِينَارٍ، فَطَلَبْتُهَا حَتَّى قَدِرْتُ، فَجِئْتُهَا بِهَا، فَلَمَّا قَعَدْتُ بَيْنَ رِجْلَيْهَا، قَالَتْ: يَا عَبْدَ اللَّهِ، اتَّقِ اللَّهَ، وَلَا تَفُضَّ الْخَاتَمَ إِلَّا بِحَقِّهِ، فَقُمْتُ وَتَرَكْتُهَا، وَإِنَّهَا كَانَتْ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَيَّ، وَتَرَكْتُ الذَّهَبَ الَّذِي أَعْطَيْتُهُ إِيَّاهَا.
اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي فَعَلْتُ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ، فَفَرِّجْ لَنَا، فَانْفَرَجَتِ الصَّخْرَةُ غَيْرَ أَنَّهُمْ لَا يَسْتَطِيعُونَ الْخُرُوجَ مِنْهَا.
وَقَالَ الثَّالِثُ: اللَّهُمَّ إِنِّي اسْتَأْجَرْتُ أُجَرَاءَ، وَأَعْطَيْتُهُمْ أَجْرَهُمْ، غَيْرَ رَجُلٍ وَاحِدٍ، تَرَكَ الَّذِي لَهُ وَذَهَبَ، فَثَمَّرْتُ أَجْرَهُ حَتَّى كَثُرَتْ مِنْهُ الْأَمْوَالُ، فَجَاءَنِي بَعْدَ حِينٍ، فَقَالَ: يَا عَبْدَ اللَّهِ، أَدِّ إِلَيَّ أَجْرِي، فَقُلْتُ: كُلُّ مَا تَرَى مِنْ أَجْرِكَ، مِنَ الْإِبِلِ وَالْبَقَرِ وَالْغَنَمِ وَالرَّقِيقِ، فَقَالَ: يَا عَبْدَ اللَّهِ، لَا تَسْتَهْزِئْ بِي، فَقُلْتُ: لَا أَسْتَهْزِئُ بِكَ، فَأَخَذَهُ كُلَّهُ، فَاسْتَاقَهُ، فَلَمْ يَتْرُكْ مِنْهُ شَيْئًا.
اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي فَعَلْتُ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ، فَفَرِّجْ عَنَّا، فَانْفَرَجَتِ الصَّخْرَةُ، فَخَرَجُوا يَمْشُونَ.
📚 (رواه البخاري ومسلم)
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma, Rasulullah ﷺ bersabda:
"Tiga orang dari umat sebelum kalian berjalan hingga mereka terpaksa bermalam dalam sebuah gua. Tiba-tiba sebuah batu besar jatuh dari atas gunung lalu menutupi pintu gua itu. Maka mereka berkata: 'Tidak ada yang bisa menyelamatkan kita dari batu ini kecuali kita bertawassul kepada Allah dengan amal saleh kita.'
Orang pertama berkata:
'Ya Allah, aku dahulu memiliki kedua orang tua yang sudah tua renta. Aku tidak pernah memberi minum susu (hasil perahan) kepada keluarga dan budakku sebelum kepada mereka berdua. Suatu hari aku pergi mencari kayu bakar hingga aku tidak pulang sampai malam. Ketika aku pulang, kudapati mereka telah tertidur. Maka aku berdiri di samping mereka sambil membawa wadah susu, aku tidak ingin membangunkan mereka dan aku juga tidak ingin memberi minum kepada keluarga atau budakku sebelum mereka. Aku terus berdiri di samping mereka hingga fajar menyingsing.'
‘Ya Allah, jika Engkau tahu bahwa aku melakukan itu karena mengharap wajah-Mu, maka bukalah jalan untuk kami dari batu ini.’
Maka batu itu bergeser sedikit, tapi mereka belum bisa keluar.
Orang kedua berkata:
‘Ya Allah, dahulu aku mencintai sepupuku seperti cintanya seorang pria kepada wanita. Aku ingin berzina dengannya, tetapi dia menolak hingga aku memberinya seratus dinar. Aku bekerja keras hingga mendapatkan uang itu. Ketika aku hampir menidurinya, dia berkata: "Takutlah kepada Allah, dan jangan kau rusak keperawananku kecuali dengan haknya." Maka aku bangkit dan meninggalkannya, padahal dia adalah orang yang paling aku cintai, dan aku juga membiarkan uang itu.’
‘Ya Allah, jika Engkau tahu bahwa aku melakukan itu karena mengharap wajah-Mu, maka bukalah jalan untuk kami.’
Maka batu itu kembali bergeser, namun mereka masih belum bisa keluar.
Orang ketiga berkata:
‘Ya Allah, dahulu aku mempekerjakan beberapa orang buruh dan aku membayar mereka kecuali satu orang yang pergi tanpa mengambil upahnya. Maka aku investasikan uangnya itu hingga berkembang menjadi harta yang banyak berupa ternak dan budak. Setelah sekian lama, orang itu kembali dan berkata: "Wahai hamba Allah, berikan upahku." Aku berkata: "Semua yang kamu lihat ini adalah milikmu." Ia berkata: "Wahai hamba Allah, jangan engkau mengejekku!" Aku katakan: "Aku tidak mengejekmu." Maka ia mengambil semuanya tanpa menyisakan sedikit pun.’
‘Ya Allah, jika Engkau tahu bahwa aku melakukan itu karena mengharap wajah-Mu, maka bukalah jalan untuk kami.’
Maka batu itu pun bergeser seluruhnya dan mereka keluar berjalan.”
Demikian juga disyariatkan bertawassul dengan kecintaan terhadap Allah, Rasulullah dan orang-orang sholeh.
> اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ حُبَّكَ، وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ، وَالْعَمَلَ الَّذِي يُبَلِّغُنِي حُبَّكَ، اللَّهُمَّ اجْعَلْ حُبَّكَ أَحَبَّ إِلَيَّ مِنْ نَفْسِي وَأَهْلِي وَمِنَ الْمَاءِ الْبَارِدِ
— رواه الترمذي (حديث حسن)
"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu cinta-Mu, dan cinta orang-orang yang mencintai-Mu, dan (aku memohon) amalan yang dapat menyampaikan aku kepada cinta-Mu. Ya Allah, jadikanlah cinta-Mu lebih aku cintai daripada diriku sendiri, keluargaku, dan air yang dingin."
c) Meminta doa dari orang sholeh yang masih hidup.
2. Tawassul terlarang.
Adalah bertawassul dengan orang-orang yang telah mati, dikarenakan pada zaman ini orang benar-benar meminta dari orang-orang yang telah mati.
Surat Yunus 106 :
> وَلَا تَدْعُ مِن دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَ ۖ فَإِن فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِّنَ الظَّالِمِينَ
Dan janganlah engkau menyeru (berdoa) kepada selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat kepadamu dan tidak (pula) memberi mudarat kepadamu. Jika engkau melakukannya, maka sesungguhnya engkau termasuk orang yang dzalim.
Hal ini bermula dari berlebihan (ghuluw) terhadap orang-orang yang shaleh, sampai pada titik ketika orang yang shaleh tersebut mati maka dijadikan sebagai tandingan Allah.
2 dalil memuliakan orang sholeh :
Surah Al-Hujurat ayat 13 :
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.
(QS. Al-Hujurat: 13)
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: قَالَ اللَّهُ تَعَالَى:
مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ،
وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ،
وَلَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ،
فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ،
وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ،
وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا،
وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا،
وَلَئِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ،
وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ.
— (رواه البخاري، رقم: 6502)
Rasulullah ﷺ bersabda: Allah Ta’ala berfirman:
"Barangsiapa memusuhi wali-Ku, maka sungguh Aku telah menyatakan perang terhadapnya.
Dan tidaklah seorang hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada apa yang telah Aku wajibkan atasnya.
Dan hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan sunnah hingga Aku mencintainya.
Jika Aku telah mencintainya, maka Aku menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar,
penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat,
tangannya yang ia gunakan untuk memukul,
dan kakinya yang ia gunakan untuk berjalan.
Jika ia meminta kepada-Ku, niscaya Aku beri,
dan jika ia memohon perlindungan kepada-Ku, pasti Aku lindungi."
Barakallahu fiikum
Wa jazakumullahu khair.
Thursday, May 29, 2025
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Tawassul & Syafaah
﷽ 📗 Kitab Mukhtashar Aqidah Islamiyyah minal Kitāb was-Sunnah ash-Ṣaḥīḥah TAWASSUL & SYAFĀ‘AH Meniti jalan yang lurus dalam memahami pe...
-
intitle:"index of" "/usernames" intext:"-----BEGIN CERTIFICATE-----" ext:txt intitle:"index of" ...
-
﷽ This is just a 5 minutes article on howto install Anydesk on Debian based Linux (Kali/Parrot/Ubuntu). # Update and preparation : $ s...
No comments:
Post a Comment