Saturday, May 24, 2025

Ciri hati yang mati




📘 Al-Bahrur Raa’iq fi Az-Zuhd war-Raqaa’iq karya Syaikh Dr. Ahmad Farid
Ustadz Ahmad Bazher hafizhahullahu ta’ala

Musibah kematian hati adalah musibah yang memutuskan diri seseorang dari Allah, dan ini adalah musibah yang paling besar. Kita mempelajari agar kita dapat menjaga diri dari keburukan tersebut.

Imam Ibnul Qayyim :
Hati yang mati adalah hati yang tidak mengenal rabbnya.
Hati yang mati adalah hati yang tidak ada kehidupan didalamnya.
Dan dia tidak menyembah Allah dengan cara yang Allah cintai dan ridhoi.
Bahkan hati ini akan terus mengikuti syahwat dan keinginan buruknya.
Walaupun hal tersebut dapat mendatangkan kemurkaan dan kemarahan Allah.
Dan hati yang mati ini beribadah kepada selain Allah dan menghamba pada selain Allah.
Bergaul dengan orang seperti ini beracun bagi hati kita dan menemaninya adalah sebuah kebinasaan.

Ciri-ciri hati yang mati :

1) Tidak ada kehidupan didalamnya. Ketika disebutkan ayat Allah hatinya tidak tergerak, bahkan meninggalkan perintah Allah dan bahkan menyepelekan perintah Allah, tidak pernah bertawakal pada Allah dan bergantung pada mahluk.

QS. Al Anfal 2 :

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakal.

مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لَا يَذْكُرُ رَبَّهُ، مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ
Perumpamaan orang yang mengingat Rabb-nya dan orang yang tidak mengingat Rabb-nya adalah seperti orang yang hidup dan orang yang mati.
(Imam Bukhari dalam Shahih al-Bukhari, no. 6407, dan juga oleh Imam Muslim)

QS. At Taubah 124 - 125 :

وَإِذَا مَا أُنزِلَتْ سُورَةٌ فَمِنْهُم مَّن يَقُولُ أَيُّكُمْ زَادَتْهُ هَـٰذِهِ إِيمَانًا ۖ فَأَمَّا ٱلَّذِينَ آمَنُوا۟ فَزَادَتْهُمْ إِيمَـٰنًا وَهُمْ يَسْتَبْشِرُونَ
Dan apabila diturunkan suatu surat (Al-Qur'an), maka di antara mereka (orang munafik) ada yang berkata, “Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turunnya) surat ini?” Adapun orang-orang yang beriman, maka surat itu menambah imannya dan mereka merasa gembira.

وَأَمَّا ٱلَّذِينَ فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَتْهُمْ رِجْسًا إِلَىٰ رِجْسِهِمْ وَمَاتُوا۟ وَهُمْ كَـٰفِرُونَ
Tetapi orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka di samping kekafirannya (yang telah ada), dan mereka mati dalam keadaan kafir.

2) Hati yang tidak mengenal rabbnya tidak menyembahnya dengan menjalankan perintahnya sesuai yang Allah cintai dan ridhoi.

QS. Al Kahfi 57 :

وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ ذُكِّرَ بِـَٔايَـٰتِ رَبِّهِۦ فَأَعْرَضَ عَنْهَا وَنَسِىَ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ ۚ إِنَّا جَعَلْنَا عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ أَكِنَّةً أَن يَفْقَهُوهُ وَفِىٓ ءَاذَانِهِمْ وَقْرًۭا ۚ وَإِن تَدْعُهُمْ إِلَى ٱلْهُدَىٰ فَلَن يَهْتَدُوٓا۟ إِذًۭا أَبَدًۭا
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, lalu dia berpaling darinya dan melupakan apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya? Sesungguhnya Kami telah menjadikan tutupan di atas hati mereka (sehingga mereka) tidak memahaminya dan di telinga mereka ada sumbatan; dan jika engkau menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk selama-lamanya.

Maka jangan pernah kita menolak syariat Allah, bila kita tidak mampu melakukan maka hendaknya kita bertaubat.

3) Syahwat dan hawa nafsu buruknya menjadi Tuhannya.

QS. Al Kahfi 28 :

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ ٱلَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِٱلْغَدَاةِ وَٱلْعَشِىِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُۥ ۖ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُۥ عَن ذِكْرِنَا وَٱتَّبَعَ هَوَىٰهُ وَكَانَ أَمْرُهُۥ فُرُطٗا
Dan bersabarlah kamu(Muhammad) bersama orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti keinginannya dan keadaannya sudah melewati batas.

QS. Al Jasiyah 23 :

أَفَرَأَيْتَ مَنِ ٱتَّخَذَ إِلَٰهَهُۥ هَوَىٰهُ وَأَضَلَّهُ ٱللَّهُ عَلَىٰ عِلْمٖ وَخَتَمَ عَلَىٰ سَمْعِهِۦ وَقَلْبِهِۦ وَجَعَلَ عَلَىٰ بَصَرِهِۦ غِشَٰوَةٗۚ فَمَن يَهْدِيهِ مِنۢ بَعْدِ ٱللَّهِۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ
Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat)? Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran?.

Syaikh Abdurrahman As Sa'di ketika menafsirkan ayat ini Allah jadikan manusia tersebut menjadikan hawa nafsunya menjadi jalan hidupnya dan tidak peduli apakah ini melanggar perintah dan larangan Allah atau tidak.

Salah satu hukman terbesar Allah terhadap seorang hamba adalah membiarkan seseorang dalam keadaan berbuat maksiat dan dosa, bahkan hingga dalam keadaan tidak mampu, namun syahwat buruknya masih menginginkan melakukan perbuatan-perbuatan dosa dan maksiat tersebut.

4) Dadanya(hatinya) selalu terasa sempit, sedih, gelisah dan galau.

QS. Al Anam 125 :

فَمَن يُرِدِ ٱللَّهُ أَن يَهْدِيَهُۥ يَشْرَحْ صَدْرَهُۥ لِلْإِسْلَـٰمِ ۖ وَمَن يُرِدْ أَن يُضِلَّهُۥ يَجْعَلْ صَدْرَهُۥ ضَيِّقٗا حَرَجٗا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي ٱلسَّمَآءِ ۚ كَذَٰلِكَ يَجْعَلُ ٱللَّهُ ٱلرِّجْسَ عَلَى ٱلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ
Maka barang siapa yang dikehendaki Allah akan mendapat petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (menerima) Islam. Dan barang siapa yang dikehendaki-Nya menjadi sesat, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seakan-akan ia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan azab kepada orang-orang yang tidak beriman.

Salah satu nikmat Allah yang seluruh manusia didunia ini cari saat ini adalah "Ketenangan Hati", maka bersyukurlah pada Allah ketika Allah berikan ketenangan dalam hati kita.

5) Tidak dapat mengenal dan membedakan perbuatan Ma'aruf dan Munkar.

تُعْرَضُ الْفِتَنُ عَلَى الْقُلُوبِ كَالْحَصِيرِ عُوْدًا عُوْدًا، فَأَيُّ قَلْبٍ أُشْرِبَهَا نُكِتَتْ فِيهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ، وَأَيُّ قَلْبٍ أَنْكَرَهَا نُكِتَتْ فِيهِ نُكْتَةٌ بَيْضَاءُ، حَتَّى تَصِيرَ الْقُلُوبُ عَلَى قَلْبَيْنِ: قَلْبٍ أَسْوَدَ مُرْبَادًّا كَالْكُوزِ مُجَخِّيًا، لَا يَعْرِفُ مَعْرُوفًا وَلَا يُنْكِرُ مُنْكَرًا، إِلَّا مَا أُشْرِبَ مِنْ هَوَاهُ، وَقَلْبٍ أَبْيَضَ لَا تَضُرُّهُ فِتْنَةٌ مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ.
Fitnah-fitnah itu akan dipaparkan pada hati sebagaimana anyaman tikar seutas demi seutas. Maka hati mana saja yang menerima (fitnah itu), akan ditorehkan padanya satu titik hitam. Dan hati mana saja yang menolaknya, akan ditorehkan padanya satu titik putih. Sehingga jadilah hati itu dua macam: hati yang putih bersih, tidak akan membahayakannya fitnah selama langit dan bumi masih ada; dan hati yang hitam legam, seperti bejana terbalik, tidak mengenal kebaikan dan tidak mengingkari kemungkaran, kecuali apa yang telah dicampur dengan hawa nafsunya. (HR. Muslim, no. 144).

6) Tidak terpengaruh hatinya dengan ayat-ayat Alqur'an yang dibacakan kepadanya.

QS. Al A'raf 50 - 51 :

وَنَادَىٰٓ أَصْحَٰبُ ٱلنَّارِ أَصْحَٰبَ ٱلْجَنَّةِ أَنْ أَفِيضُوا۟ عَلَيْنَا مِنَ ٱلْمَآءِ أَوْ مِمَّا رَزَقَكُمُ ٱللَّهُ ۚ قَالُوٓا۟ إِنَّ ٱللَّهَ حَرَّمَهُمَا عَلَى ٱلْكَٰفِرِينَ
Dan penghuni neraka menyeru penghuni surga, “Tuangkanlah kepada kami sedikit air atau rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu.” Mereka (penghuni surga) menjawab, “Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya bagi orang-orang kafir,”

ٱلَّذِينَ ٱتَّخَذُوا۟ دِينَهُمْ لَهْوًا وَلَعِبًا وَغَرَّتْهُمُ ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَا ۚ فَٱلْيَوْمَ نَنسَىٰهُمْ كَمَا نَسُوا۟ لِقَآءَ يَوْمِهِمْ هَـٰذَا وَمَا كَانُوا۟ بِـَٔايَٰتِنَا يَجْحَدُونَ
(yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai permainan dan senda gurau, dan kehidupan dunia telah menipu mereka. Maka pada hari ini Kami melupakan mereka sebagaimana dahulu mereka melupakan pertemuan hari ini, dan karena mereka mengingkari ayat-ayat Kami.

Imam Hasan Al Basri ketika akan berbuka puasa disediakan air dan kurma, ketika akan meneguk air teringat akan ayat diatas.

Imam Ibnul Jauzi berkata carilah hatimu pada 3 keadaan ini :
Carilah hatimu pada tiga tempat:
1. Ketika engkau mendengarkan Al-Qur’an.
2. Di dalam majelis dzikir.
3. Dan di saat-saat engkau menyendiri bersama Allah (berkhalwat).
Jika engkau tidak menemukannya di tempat-tempat itu, maka mohonlah kepada Allah agar menganugerahkan hati (yang hidup) kepadamu, karena sesungguhnya engkau tidak memiliki hati.

7) Lebih mencintai dunia ketimbang akhirat.

QS. Hud 15 - 16 :

مَن كَانَ يُرِيدُ ٱلْحَيَوٰةَ ٱلدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَٰلَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ
Barang siapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna, dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan.

أُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِى ٱلْـَٔاخِرَةِ إِلَّا ٱلنَّارُ ۖ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا۟ فِيهَا وَبَٰطِلٌۭ مَّا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ
Mereka itulah orang-orang yang tidak memperoleh (apa-apa) di akhirat kecuali neraka. Dan lenyaplah apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.

 لَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لاَ يُبَالِي الْمَرْءُ بِمَا أَخَذَ الْمَالَ، أَمِنَ الْحَلاَلِ أَمْ مِنَ الْحَرَامِ
Akan datang suatu zaman di mana manusia tidak lagi peduli dari mana ia mendapatkan harta, apakah dari yang halal atau dari yang haram.(HR. Bukhari, no. 2083)

Salah satu doa Rasulullah :

اللَّهُمَّ لَا تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا، وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا
Allāhumma lā taj‘alid-dunyā akbara hammīnā, wa lā mablagha ‘ilminā.
Ya Allah, janganlah Engkau jadikan dunia sebagai tujuan terbesar kami dan puncak dari ilmu kami.

QS. Isra 18 - 19 :

مَّن كَانَ يُرِيدُ الْعَاجِلَةَ عَجَّلْنَا لَهُ فِيهَا مَا نَشَاءُ لِمَن نُّرِيدُ ثُمَّ جَعَلْنَا لَهُ جَهَنَّمَ يَصْلَاهَا مَذْمُومًا مَّدْحُورًا
Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia yang segera (sementara), Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi siapa yang Kami kehendaki. Kemudian Kami sediakan baginya Neraka Jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir.

وَمَنْ أَرَادَ الْآخِرَةَ وَسَعَىٰ لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُو۟لَـٰٓئِكَ كَانَ سَعْيُهُم مَّشْكُورًا
Dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang dia beriman, maka mereka itulah orang-orang yang usahanya dibalas dengan baik (dihargai).


Barakallahu fiikum
Wa jazakumullahu khair.

No comments:

Tawassul & Syafaah

﷽ 📗 Kitab Mukhtashar Aqidah Islamiyyah minal Kitāb was-Sunnah ash-Ṣaḥīḥah TAWASSUL & SYAFĀ‘AH Meniti jalan yang lurus dalam memahami pe...